Resistor adalah komponen dasar elektronika yang digunakan untuk membatasi jumlah arus yang mengalir dalam suatu rangkaian.

Apa kabar adik-adik? Semoga kalian selalu dalam keadaan sehat. Materi fisika kita kali ini akan membahas tentang komponen elektronika dasar, yaitu resistor.
Sebagaimana yang dipahami, elektronika adalah ilmu yang mempelajari tentang gerakan elektron (arus listrik) dan pengendaliannya sehingga bisa dimanfaatkan.
Untuk tujuan ini, maka diperlukan komponen-komponen yang bertugas melakukan pengendalian tersebut, salah satunya adalah resistor.
Resistor merupakan komponen yang sangat penting peranannya dalam sebuah rangkaian. Coba saja buka alat elektronik yang ada di rumah, pasti kalian akan menemukan resistor di dalamnya.
Nah, materi ini hadir untuk memberikan pembahasan lengkap tentang resistor, meliputi pengertian, fungsi, jenis, kode warna, dan lain-lain.
Baiklah, kita mulai saja pembahasannya...
Pengertian Resistor

Fungsi Resistor
1. Penghambat Arus Listrik
2. Menurunkan Tegangan

3. Membagi Tegangan

- Resistor berfungsi untuk membangkitkan frekuensi rendah maupun frekuensi tinggi dengan bantuan transistor dan kapasitor.
- Resistor berfungsi sebagai pengatur tegangan output pada power supply.
- Resistor berfungsi sebagai penguat pembalik tegangan output pada amplifier.
Karakteristik Resistor
1. Resistansi
2. Daya yang Dihantarkan
3. Koefisien Suhu
4. Derau Listrik (Noise)
5. Induktansi
Jenis-Jenis Resistor
1. Resistor Tetap (Fix Resistor)

1.1. Resistor Kawat

Bentuknya bervariasi dan pada umumnya memiliki ukuran dan bentuk fisik agak besar.
Resistor kawat umumnya digunakan dalam rangkaian daya karena memiliki resistansi yang tinggi, yaitu disipasi terhadap panas yang tinggi.
Jenis lainnya yang masih digunakan sampai sekarang adalah jenis resistor lilitan kawat yang dililitkan pada batang keramik kemudian dilapisi dengan bahan semen.
Kemampuan dayanya tersedia dalam ukuran 1 Watt, 2 Watt, 5 Watt, dan 10 Watt.
1.2. Resistor Batang Karbon (Arang)

1.3. Resistor Keramik (Porselin)

Resistor keramik banyak dipergunakan dalam rangkaian-rangkaian modern saat ini karena bentuk fisiknya yang kecil, tetapi memiliki nilai ketahanan yang tinggi.
Di pasaran, kita akan menjumpai resistor ini dengan ukuran yang bervariasi, mulai dari 1/4 Watt, 1/3 Watt, 1/2 Watt, dan 2 Watt.
1.4. Resistor Film Karbon

Karakteristik dari resistor ini hampir sama dengan resistor batang karbon, namun noise, koefisien tegangan, dan koefisien suhu yang lebih rendah.
Resistor film karbon dapat bekerja pada suhu di antara -55 0C hingga 155 0C dan tegangan maksimum dari 200 hingga 600 Volt.
Jenis resistor ini memiliki nilai resistansi antara 1 Ω hingga 10 MΩ dengan tingkat daya antara 1/6 Watt hingga 5 Watt pada 70 0C.
1.5. Resistor Film Metal (Logam)

Film metal ditempelkan pada batang alumina dalam ruang vakum, atau menggunakan film logam tebal untuk di udara.
Oxida tipis atau nickel-chromium banyak digunakan untuk film tipis dan untuk film tebal umumnya menggunakan serbuk logam mulia dan kaca (frit) dengan bahan pengingat dari tinta resistif.
Resistor ini terbagi menjadi dua kelas, yaitu toleransi 1% dengan koefisien suhu 25 sampai 100 ppm/0C. Nilai resistansi resistor ini dapat mencapai 100 MΩ.
Resistor jenis ini yang paling banyak beredar di pasaran adalah resistor dengan tingkat daya 1/4 dan 1/8 Watt.
1.6. Resistor Array

Sebagian besar resistor array yang beredar di pasaran terbuat dari bahan film tebal dan dibungkus dengan paket dual-in-line (DIPs) atau paket single-in-line (SIPs).
Resistor ini mudah dikenali dengan jumlah kaki-kaki (pin) yang banyak, mulai dari 5, 6, 8, sampai 10 pin.
Resistor array memiliki nilai resistansi mulai dari 10 Ω sampai 10 MΩ dengan toleransi 2%.
Resistor ini aman digunakan untuk disipasi daya kurang dari 1/2 Watt. Untuk kebutuhan nilai resistansi yang lebih tinggi dapat menggunakan resistor array film tipis.
Resistor array banyak digunakan untuk transisi tegangan dalam rangkaian logika, untuk sensor batas penguat dan pembatas arus pada LED.
1.7. Resistor Chip (SMD)

Resistor chip awalnya dibuat khusus untuk rangkaian hybrid, namun perkembangan teknologi surface-mount-technology (SMT) meningkatkan permintaan terhadap resistor jenis ini.
Pada umumnya, resistor chip memiliki tingkat daya 1/8 Watt atau lebih kecil. Ukuran fisiknya hanya sekitar 1,6 x 3,2 mm.
2. Resistor Tidak Tetap (Variable Resistor)

2.1. Potensiometer

Resistor ini memiliki terminal pada tiap ujung dari elemen resistifnya dan terminal ketiga dihubungkan dengan penyapu yang dapat digeser.
Jika penyapu dipindahkan pada posisi pangkal elemen resistif, maka nilai tahanan potensiometer akan mengecil.
Sebaliknya, jika dipindahkan ke ujung elemen yang jauh, maka nilai tahanan akan meningkat.
2.2. LDR (Light Dependent Resistor)

2.3. Trimpot

Tidak sama dengan potensiometer biasa yang nilai tahanannya bisa diputar/digeser secara langsung, trimpot harus menggunakan obeng.
Umumnya, trimpot diletakkan di dalam kotak alat dan tidak dapat diakses langsung dari luar oleh pengguna. Model potensiometer ini dirancang untuk dipasang langsung pada papan rangkaian dengan diameter 6 dan 10 mm.
Trimpot sering digunakan pada peralatan radio, TV, peralatan audio, monitor komputer, serta berbagai jenis alat uji dan alat komunikasi.
2.4. Rheostat

Jika kontak geser digerakkan, maka hambatan rheostat akan berubah. Rheostat berfungsi untuk mengatur besarnya arus yang diinginkan mengalir.
2.5. Termistor (Thermistor)

Terdapat 2 jenis termistor, yaitu termistor NTC dan termistor PTC. Karakteristik dari kedua jenis termistor ini berbeda.
Termistor NTC (Negative Temperature Coefficient) adalah resistor yang nilai resistansinya akan mengecil jika terjadi peningkatan suhu.
Sementara itu, termistor PTC (Positive Temperature Coefficient) adalah resistor yang nilai resistansinya akan meningkatkan ketika terjadi penurunan suhu.
Kode Warna Resistor

Kode ini kemudian diadopsi oleh EIA (Electronic Industries Alliance) dan ditetapkan sebagai aturan untuk menyatakan nilai hambatan resistor menurut standar EIA-RS-279.
Tabel Nilai Kode Warna Resistor
Kode |
Warna | Nilai |
---|---|---|
H | Hitam | 0 |
Co | Coklat | 1 |
Me | Merah | 2 |
O | Orange | 3 |
Ku | Kuning | 4 |
Hi | Hijau | 5 |
Ru | Biru | 6 |
Vi | Violet/Ungu | 7 |
A | Abu-abu | 8 |
Tih | Putih | 9 |
Emas | ||
Perak | ||
Tak berwarna |
1. Resistor 4 Cincin Warna

2. Resistor 5 Cincin Warna

3. Resistor 6 Cincin Warna

Cara Menghitung Nilai Resistor

Rangkaian Resistor
1. Rangkaian Seri Resistor

2. Rangkaian Paralel Resistor

Rumus hambatan pengganti (Rp) pada rangkaian paralel resistor di atas adalah:
3. Rangkaian Campuran Resistor

Rumus hambatan pengganti pada rangkaian di atas adalah:
Kesimpulan
- Wahyudi, Udik. 2018. Mahir dan Terampil Belajar Elektronika. Yogyakarta: Deepublish.
- Yohandri dan Asrizal. 2016. Elektronika Dasar 1: Komponen, Rangkaian, dan Aplikasi. Jakarta: Kencana.
0 komentar:
Posting Komentar